Toleransi adalah nilai mendasar dalam membangun hubungan harmonis antar individu dan kelompok, terutama dalam konteks agama. Di tengah keragaman keyakinan dan praktik keagamaan, toleransi menjadi semakin relevan dalam mewujudkan perdamaian dan kesatuan. Apa makna sejati toleransi? Bagaimana Nabi Muhammad saw meneladani umat Muslim dalam bertoleransi?
Pertanyaan-pertanyaan di atas dapat ditemukan jawabannya dalam programĀ Ruang Tengah yang menghadirkan Dr. Muhammad Ulin Nuha dari Cari Ustadz ID dan Jay Ahmad, Koordinator Seknas Jaringan Gusdurian.
Jay Ahmad, seorang yang aktif dalam mengadvokasi toleransi dan dialog antaragama, memberikan pandangannya tentang makna sejati dari toleransi. Menurutnya, “Toleransi itu tidak sekedar hanya ya sudah agamaku ya sudah aku urus agamaku agamamu urus agamamu, tetapi bagaimana kita bisa berkolaborasi antaragama ini bisa saling mengenal, bagaimana sih ibadahmu sehingga kita tahu oh ternyata ibadahmu begini, oke saya tahu, sehingga tidak mudah bertikai karena ketidaktahuan. Artinya kita bisa saling mengenal lebih jauh tanpa kemudian bertukar keimanan.”
Pandangan ini menegaskan bahwa toleransi bukanlah sekedar menghormati perbedaan, tetapi juga membangun pemahaman yang lebih dalam tentang keyakinan dan praktik keagamaan masing-masing.
Di sisi lain, Ustadz Dr. Muhammad Ulin Nuha membawa perspektif agama Islam dalam pembahasan ini. Beliau menyoroti sikap Nabi Muhammad SAW terhadap penganut agama lain sebagai contoh nyata dari toleransi dalam Islam. Ulin Nuha menjelaskan, “Nabi mengizinkan Masjid Nabawi ketika ada tamu dan tamunya ini beragama lain membutuhkan tempat untuk juga bermunajat kepada Tuhan mereka, untuk digunakan oleh mereka yakni Nasrani Najran. Itulah bentuk toleransi Nabi saw.” Pandangan ini menggarisbawahi bahwa Islam bukan hanya mengajarkan toleransi, tetapi juga mendorong untuk bertindak secara inklusif terhadap penganut agama lain.
Melalui dialog antara Jay Ahmad dan Ustadz Ulin Nuha, terbentuklah gambaran tentang pentingnya toleransi dalam beragama. Dari perspektif sosial, toleransi menjadi fondasi bagi kerukunan dan keberagaman yang sehat dalam masyarakat. Tanpa toleransi, konflik dan ketegangan antaragama dapat dengan mudah terjadi, mengancam stabilitas dan kedamaian sosial.
Dari segi agama, toleransi merupakan nilai yang sangat ditekankan dalam berbagai ajaran agama, termasuk Islam. Sikap saling menghormati dan menerima keberagaman keyakinan merupakan bentuk manifestasi dari ajaran-ajaran agama yang menekankan kasih sayang, perdamaian, dan keadilan.
Untuk mewujudkan toleransi dalam beragama, langkah-langkah konkret perlu diambil. Pertama, pendidikan dan kesadaran harus ditingkatkan, baik di kalangan masyarakat umum maupun di lingkungan keagamaan. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai toleransi dan pluralisme, stigma dan prasangka terhadap penganut agama lain dapat diatasi.
Kedua, dialog antaragama perlu digalakkan. Melalui dialog yang terbuka dan jujur, kesalahpahaman dan ketakutan terhadap yang berbeda dapat diminimalkan, dan hubungan antarumat beragama dapat diperkuat.
Ketiga, kerjasama antarumat beragama dalam proyek-proyek kemanusiaan dan sosial juga dapat menjadi sarana untuk memperkuat toleransi. Melalui kerjasama yang nyata dan berkelanjutan, solidaritas antarumat beragama dapat diperkuat, dan perbedaan menjadi sumber kekayaan dan kekuatan.
Keempat, peran pemimpin agama sangatlah penting dalam mempromosikan toleransi. Dengan menjadi teladan yang hidup dari nilai-nilai toleransi dan inklusivitas, para pemimpin agama dapat memberikan inspirasi dan panduan bagi umatnya dalam mewujudkan perdamaian dan kerukunan.
Dalam keseluruhan, pentingnya toleransi dalam beragama tidak dapat diabaikan. Dalam dunia yang semakin kompleks dan terkoneksi, toleransi menjadi kunci untuk menciptakan masyarakat yang adil, damai, dan inklusif bagi semua individu, tanpa memandang perbedaan agama atau kepercayaan.
Dengan menguatkan nilai-nilai toleransi dalam masyarakat dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat bersama-sama membangun dunia yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Artikel ini disadur dari video Ruang Tengah Cariustadz. Untuk menonton videonya silakan KlikĀ disini.