Mengingatkan Suami dalam Beribadah

QNA

Tanya:

Seorang istri sering mengingatkan suaminya untuk lebih konsisten [terus menerus] melaksanakan ibadah. Tapi suaminya masih belum konsisten



<!–table {mso-displayed-decimal-separator:”\,”; mso-displayed-thousand-separator:”\.”;} @page {margin:.75in .7in .75in .7in; mso-header-margin:.3in; mso-footer-margin:.3in;} tr {mso-height-source:auto;} col {mso-width-source:auto;} br {mso-data-placement:same-cell;} td {padding-top:1px; padding-right:1px; padding-left:1px; mso-ignore:padding; color:black; font-size:10.0pt; font-weight:400; font-style:normal; text-decoration:none; font-family:Arial; mso-generic-font-family:auto; mso-font-charset:0; mso-number-format:General; text-align:general; vertical-align:bottom; border:none; mso-background-source:auto; mso-pattern:auto; mso-protection:locked visible; white-space:nowrap; mso-rotate:0;} .xl65 {color:black; font-family:Arial, sans-serif; mso-font-charset:0; vertical-align:top; border:.5pt solid black; white-space:normal;} –>

Tanya:

Seorang istri sering mengingatkan suaminya untuk lebih konsisten [terus menerus] melaksanakan ibadah. Tapi suaminya masih belum konsisten [bolong-bolong] melaksanakan ibadahnya, terutama shalat lima waktu. Apa yang harus dilakukan sebagai istri agar suaminya mau melaksanakan ibadahnya secara konsisten, karena selama ini sang istri sudah sering mengingatkan dan sabar menghadapi suaminya? .

Jawab:

Setiap keluarga memerlukan pimpinan, dan dalam pandangan al-Quran yang wajar memimpin adalah bapak. “Kaum lelaki [suami] adalah pemimpin bagi kaum perempuan [istri]” [QS an-Nisa [4]: 34]. Hal ini berkaitan dengan faktor psikis lelaki yang juga menjadi keistimewaannya, yaitu konsistensi serta kecenderungan berpikir secara praktis. Keistimewaan ini yang menjadikannya diserahi tugas kepemimpinan rumah tangga.

Namun menurut Al-Imam Fakhruddin Ar-Razi, keberhasilan perkawinan tidak tercapai kecuali jika kedua belah pihak memperhatikan hak pihak lain. Dalam hal ini seorang istri memiliki kewajiban untuk mendengar dan mengikuti suami, namun di sisi lain perempuan juga memunyai hak terhadap suaminya untuk mencari yang terbaik ketika melakukan diskusi. Sehingga sebaiknya antara suami dan istri dapat saling ingat mengingatkan kearah kebaikan dengan cara-cara musyawarah yang baik, tanpa perlu menyinggung perasaan pihak lain.

Yang lain dilakukan istri adalah memberi nasehat dengan cara yang baik dan memberikan contoh. Tunjukkanlah kepada suami bahwa ia sangat mengharapkan suami melaksanakan ibadah secara istiqamah. Kewajiban setiap orang adalah memberi nasehat kepada sesama manusia. Adapun petunjuk dan hidayah itu datang dari Allah. Jangan bosan memberi nasehat dan memberi contoh. Mudah-mudahan suatu saat Allah membuka hatinya, sehingga ia tekun dan istiqamah dalam ibadahnya.

[M. Quraish Shihab, Dewan Pakar Pusat Studi al-Qur’an]