Al-Quran dan Isu Kesehatan Mental

Pada era serba digital dengan informasi yang serba cepat, isu kesehatan mental menjadi salah satu hal yang menjadi concern anak muda. Gen Z yakni anak-anak kelahiran 2000-an mulai aware bahwa peran kesehatan yang perlu dijaga bukan hanya secara fisik, namun juga secara mental. Hal ini patut disyukuri, mengingat bahwa pada era-era sebelumnya banyak orang yang masih malu dan merasa aib untuk meminta bantuan kepada profesional terkait permasalahan mental yang mereka alami. 

Pada dasarnya munculnya beberapa gangguan mental  berkaitan dengan hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungan dan Tuhan yang sejatinya kesemuanya memiliki tujuan agar hidup lebih bermakna dan bahagia dunia akhirat.

Kitab suci Al Qur’an sebagai pedoman kehidupan kita pada semua aspek sebenarnya telah menyinggung terkait dengan isu kesehatan mental, namun tidak secara spesifik atau gamblang. Pada surah Ali Imran ayat 110:

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Ayat ini menjelaskan bahwa umat islam merupakan umat terbaik di dunia dengan dua prasyarat yakni pertama adalah iman yang kuat dan kedua menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar. Untuk menjadi umat terbaik ini tentunya tidak mudah, salah satunya adalah harus menghadapi berbagai cobaan yang diberikan oleh Allah sebagaimana pada Q.S Al Baqarah ayat 155:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

“Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar.”

Tafsir ayat ini menjelaskan bahwa Allah akan menguji kaum Muslimin dengan berbagai ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan (bahan makanan). Dengan ujian ini, kaum Muslimin menjadi umat yang kuat mentalnya, kukuh keyakinannya, tabah jiwanya, dan tahan menghadapi ujian dan cobaan. Mereka akan mendapat predikat sabar, dan merekalah orang-orang yang mendapat kabar gembira dari Allah. Konsep kesabaran ini memiliki relevansi dengan kesejahteraan psikologis individu.

Konsep kesehatan mental dalam Al Qur’an adalah konsep sabar yang mengandung aspek-aspek Adversity quotient yaitu pengendalian diri, penguasaan diri, jangkauan, dan memiliki daya tahan yang berimplementasi pada perilaku optimis dan bergantung kepada Allah SWT. Dengan dasar ini harapannya adalah kita bisa menjadi hamba yang optimis, tidak mudah putus asa, dan memohon pertolongan atas semua yang terjadi kepada Allah SWT.

Venna Arzika Humaida, S.Psi, Ustadzah di Cariustadz.id

Tertarik mengundang Venna Arzika Humaida, S.Psi? Silakan Klik disini