Islam sangat menekankan kebersihan dan menjaga lingkungan terhadap para pemeluknya. Dalam masalah kebersihan misalnya banyak kitab-kitab keislaman yang dimulai dengan bab thaharah yang merupakan kunci ibadah. Kebersihan dalam islam tidak hanya terfokus pada anggota badan saja namun bisa digeneralisir pada aspek lainnya seperti kebersihan rumah, kebersihan asrama, dan semua hal yang bisa membuat lingkungan kita asri, nyaman dan indah. Bahkan bahasan mengenai kebersihan ini juga pada konsep bersuci secara sosial dalam artian membersihkan lingkungan masyarakat.
Allah menyanjung kebersihan dan suka dengan orang-orang yang bersuci sebagaimana ditegaskan dalam firmannya:
Allah juga memberikan penjelasan yang gamblang bahwa Allah Swt sangat menyukai orang-orang yang berusaha untuk terus menjaga kebersihan, baik kebersihan fisik maupun kebersihan rohani sebagaimana yang tercakup dalam kata thahur:
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang bersih”.
Oleh karena itu segala aspek kebersihan harus diperhatikan termasuk pakaian. Sebagaimana yang ditegakan Allah
“Dan pakaianmu bersihkanlah”
Menurut Quraish Shihab makna ayat ini memberikan penjelasan bahwa pakaian yang dipakai harus bebas dari segala najis dan noda serta nyaman dipakai dan dipandang. Hal ini sejalan dengan contoh yang diberikan oleh nabi sebagai pedoman bagi umatnya dan suri tauladan.
Nabi selalu saja menggunakan pakaian yang bersih, rapi dan nyaman dipandang meskipun bukan pakaian yang baru, bahkan warna pakaian yang paling beliau sukai adalah putih. Warna putih tentu saja sangat mudah kotor namun tidak pernah sekali pun terekam dalam sejarah nabi menggunakan pakaian putih yang penuh kotoran dan noda. Hal tersebut memberikan kita gambaran bahwa nabi sangat menjaga kebersihan fisiknya lebih-lebih kebersihan rohani.
Selain aspek yang sifatnya individu, Islam juga sangat menekankan perlunya menjaga lingkungan agar kondusif, nyaman dan mendukung untuk berbuat kebaikan. Dalam teori pendidikan, lingkungan merupakan salah satu faktor vital yang mempengaruhi pembentukan seorang manusia, baik manusia kecil maupun manusia dewasa. Ketika lingkungan tempat kita tinggal baik maka akan ada kebaikan yang juga bisa diperoleh.
Sebaliknya lingkungan yang buruk hanya akan melahirkan manusia yang buruk pula. Imam Syafii pernah memberikan nasehat yang sangat indah mengenai hal ini, “carilah tetangga (lingkungan) sebelum kau mencari rumah”. Oleh karena itu, sudah sepatutnya bagi seorang muslim untuk peduli terhadap lingkungan agar lingkungan tempat tinggalnya bisa menjadi lingkungan yang melahirkan generasi yang tangguh, tangguh secara keimanan, moral dan intelektual.
Dr. Ali Nurdin, M.A, Pimpinan Cariustadz.id
Tertarik mengundang ustadz Dr. Ali Nurdin, M.A? Silahkan klik disini