Berjuang di jalan Allah Swt adalah elemen penting dalam Islam. Etos jihad adalah salah satu penyangga agama. Agama juga banyak memuji orang orang yang berjuang dan membedakan derajatnya dari orang mukmin yang tidak berjuang. Hal ini karena jihad menuntut pengerahan seluruh sumberdaya, baik harta, pikiran dan tenaga.
Karena totalitas sumberdaya yang dikeluarkan, wajar saja jika ada yang berhitung dengan perjuangannya atau merasa payah dengan jihadnya. Sebagaimana yang dialami sebagian pasukan perang Uhud, mereka mengalami luka luka bahkan korban jiwa akibat kekalahan dalam perang. Terkait hal ada beberapa ayat yang diduga memberi sindiran kepada siapa pun yang merasa paling berjuang. Diantaranya QS. Ali ‘Imran Ayat 140, Allah SWT berfirman :
“Jika kalian mengalami luka, maka (sesungguhnya) kaum kuffar juga mengalami luka”
Ayat ini memiliki kesan yang sangat mirip dengan QS. An-Nisa : 104, dimana Allah SWT berfirman :
“Jika kamu menderita kesakitan, maka ketahuilah mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu rasakan, sedang kamu masih dapat mengharapkan dari Allah apa yang tidak dapat mereka harapkan”.
Dua ayat di atas memiliki kesan yang sama. Yaitu sindiran bagi siapapun yang selama ini merasa berjuang untuk agama, agar tidak mendramatisir lelah letih perjuangannya. Karena dalam waktu yang sama orang orang kafir juga berjuang untuk kekafirannya. Bukan hanya orang beriman yang berjuang.
Contohnya, ada hamba yang merasa layak untuk diangkat derajatnya karena pandai bangun malam untuk tahajjud. Ketahuilah, pada waktu yang sama, maling ayam rela terjaga di malam hari hanya untuk mencuri ayam. Jadi bukan orang Soleh saja yang pandai bangun malam. Contoh lain orang yang berinfaq atau bersedekah, lalu merasa berjasa dengan sedekahnya. Ketahuilah di saat yang sama ada orang fajir (pendosa) yang mengeluarkan harta lebih besar untuk berbuat dosa.
Jadi tidak pantas perjuangan kita dibanggakan, karena orang kafir dan fajir boleh jadi lebih berjuang untuk kekafiran dan kefajirannya. Selain itu kita berjuang dibalas pahala oleh Allah SWT, sedang mereka tidak. Maka, apalagi yang bisa dibanggakan dan dikeluhkan dalam perjuangan kita. Karenanya pahami sindiran tersebut dan jangan pernah merasa paling berjuang.
Dr. Mukhrij Sidqy, M.A, Ustadz di Cariustadz.id
Tertarik mengundang ustadz Dr. Mukhrij Sidqy, M.A? Silahkan klik disini