Semua orang tua pasti ingin memiliki anak yang jujur, memiliki tekad yang tinggi, baik hati, penuh toleransi dan sebagainya. Namun semua itu tidak akan muncul begitu saja tanpa diajarkan oleh kedua orang tuanya.
Baru-baru ini dilakukan sebuah survey di Amerika. Ternyata, lebih dari 6 di antara 10 orang dewasa, diidentifikasi sebagai orang yang memiliki masalah atau orang yang gagal dalam mempelajari nilai-nilai moral dasar, seperti kejujuran, penghargaan, dan tanggung jawab pada orang lain. Tentu saja penemuan ini cukup mengguncang masyarakat di sana.
Bagaimana dengan kita? Sebelum hal itu terjadi pada kita, sebaiknya kita mulai mengajarkan nilai-nilai pada si kecil sedini mungkin. Karena menurut para ahli, anak mulai memahami beberapa nilai dasar saat usianya menginjak 4 tahun. Misalnya, mereka mulai mengetahui bahwa mereka harus menghargai teman dan tidak boleh menyakitinya, atau mencuri itu dilarang, dan sebagainya.
Beberapa keuntungan dari mengajarkan nilai-nilai dasar pada anak sejak dini, antara lain:
Beberapa contoh nilai dasar yang dapat diajarkan pada mereka, antara lain:
Cara paling manjur untuk mengajarkan si kecil kejujuran adalah memberi teladan dengan menjadi orang tua yang jujur terlebih dahulu. Jika orang tua sering tanpa sadar berbohong di depan anak, walaupun hanya sekedar bohong putih untuk membela diri atau untuk maksud-maksud tertentu, maka anak pun akan mengikuti cara yang sama.
Selain itu, bertindaklah sewajarnya saat menemukan anak berbohong. Bisa saja mereka melakukan itu karena takut untuk berkata jujur pada Anda, disebabkan reaksi Anda yang selalu berlebihan dalam menghadapi hal serupa. Hargai anak jika mereka mau berkata jujur, namun biarkan mereka tetap menanggung konsekuensi dari apapun yang mereka lakukan. Misalnya jika si kecil memecahkan pot bunga. Hargai kejujurannya, namun tetaplah minta dirinya untuk membantu Anda membersihkan pecahan pot tersebut.
Anak dapat belajar bagaimana berlaku adil pada orang-orang di sekelilingnya lewat pengalaman mereka dalam memperbaiki kesalahan. Misalnya saat anak merasakan iri karena istana pasir yang dibangun kakaknya lebih besar dari yang dibangunnya, sehingga ia menghancurkannya. Selain minta maaf dan menjelaskan mengapa ia melakukan itu, maka sebaiknya anak juga diajarkan bagaimana membantu si kakak membangun kembali istana pasirnya. Dengan begitu kakak dan adik belajar bagaimana menghadapi konsekuensi dari semua perbuatan yang mereka lakukan dan belajar memperbaiki kesalahan secara adil dan seimbang.
Anak dapat dilatih untuk memiliki tekad yang kuat dengan menghindari pujian yang terlalu berlebihan terhadap apapun yang dilakukan. Beri saja ia masukan yang jujur dan apa adanya, yang disampaikan dengan halus namun memberikan semangat. Misalnya: Ibu suka sekali warna-warna yang kau pilih pada gambarmu. Mungkin kalau kamu menggambar lebih rapi lagi, gambarmu akan terlihat lebih bagus. Selain itu anak juga harus belajar untuk memiliki inisiatif untuk melakukan berbagai hal.
Ajarkan anak untuk memikirkan dan merasakan perasaan orang lain. Terutama jika mereka melakukan hal-hal yang merugikan atau menyakitkan orang lain atau temannya. Diskusikan hal ini dan mintalah ia untuk memperbaiki tindakannya dengan meminta maaf pada orang yang telah dirugikan atau disakiti.
[esthi]