Keutamaan Membaca Basmalah untuk Memulai Segala Sesuatu

Saat sepenggalah matahari naik, kita biasanya sudah disibukkan dengan berbagai aktifitas di dalam dan di luar rumah. Keinginan untuk mencapai kesuksesan juga sudah tertanam dalam diri—meski sering tanpa disadari—minimal saat pertama kali memulai kegiatan.

Namun, amat sering kita lupa menyisipkan “jimat” yang begitu penting sebelum memulai segala sesuatu. Jimat itulah basmalah, yakni ucapan Bismillahirrahmanirrahim. Sebaliknya, mungkin sebagian dari kita ada yang menjadikan ayat-ayat al-Qur’an hanya sebagai “pajangan” semata, lalu ditaruh di tempat tertentu tanpa pernah dibaca apalagi tahu arti dan maksudnya.

Ucapan Basmalah memang terkesan sepele, namun seringkali tanpa disadari yang sepele dan seringkali dilukapan ini mempunyai dampak besar. Sikap “menyepelekan” biasanya dimiliki seseorang yang miskin makna. Maksudnya, baginya, tak masalah jika perbuatan dan kegiatannya berlalu begitu saja, mengalir begitu saja, tanpa menghayati bahwa ada entitas lain di luar jangkauan kita, yakni Allah yang siap setiap saat membantu kita.

Baca Juga: Menyelami Makna Ghafur (Maha Pengampun) Menurut Imam Al-Ghazali

Padahal, ucapan basmalah memiliki dampak yang cukup besar. Setidaknya, dengan mengucap basmalah kita menyadari bahwa apa yang akan kita lakukan adalah perkara dan perbuatan yang positif dan benar. Konsekuensi logisnya, kita tidak akan tergiur dengan bujukan nafsu yang menjadi musuh bersama umat manusia. Kata al-Qur’an dalam surat Yusuf [12]:53:

وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu (yakni hawa nafsu) selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Logikanya, bila seseorang sudah berniat basmalah dalam hati, lalu diucapkan lewat lisan, minimal dia sudah tahu bahwa apa yang ia lakukan adalah berlandaskan atas nama Allah. Bila demikian, setidaknya kecenderungan untuk melakukan keburukan dan kemaksiatan bisa dikikis hanya dengan basmalah.

Maka dari itu, jauh-jauh hari melalui tafsirnya, Mafatihul Ghoib, ar-Razi mengingatkan betapa pentingnya bagi seorang muslim untuk mengetahui apa yang yang sebenarnya diperbolehkan menurut ajaran agama dan apa yang tidak. Karena, ketika seseorang sudah mengucapkan basmalah, berarti ia sudah beriktikad untuk melaksakan segala macam ketaatan kepada Allah.

Di sisi lain, ucapan bismillahirrahmanirrahim juga bisa mengajak pengucapnya memiliki mental optimistik. Menurut Prof. Quraish Shihab, kata bi memiliki keterkaitan dengan “kekuasaan dan pertolongan”, sehingga ketika seseorang mengucapkannya, ia secara sadar mengakui bahwa segala pekerjaannya bisa terlaksana karena adanya kodrat (kekuasaan) Allah.

Ketika menyadari bahwa ada kekuasaan Maha Besar yang dimiliki Tuhan, maka kita juga menyadari bahwa kita tidak bisa melakukan apapun tanpa bantuan dari-Nya. Bagaimana kita bisa meraih kesuksesan dalam pekerjaan, misalnya, jika kita tidak memiliki kekuatan berdiri dan bergerak untuk memulai segala aktifitas?

Rasa optimisme juga bisa timbul ketika kita memahami bahwa ada bantuan dari Allah sebagai pemilik alam raya ini ketika di persimpangan jalan menemui kebuntuan dan kegagalan. Karena, merupakan sebuah kepastian bahwa seseorang akan dan pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya.

Namun, cukup bisa dipastikan bahwa seseorang yang keyakinan dalam dirinya sangat tipis seringkali menyerah bahkan ada yang mengakhiri hidupnya saat tidak kuat akan beratnya cobaan. Keyakinan atau dalam bahasa agama dinamakan tauhid inilah yang perlu dipatri dalam diri seorang muslim. Bahwa dalam ilmu-Nya, Allah mengetahui apapun yang akan, telah dan sedang terjadi. Dan dalam kekuasaan (Qadar) dan kasih sayangnya (Rahman), kita yakin akan ditolong.

Baca Juga: Memanfaatkan Momentum Bulan Rajab

Tidak kalah pentingnya, basmalah juga memiliki makna “menggapai keberkahan dari-Nya”. Menurut para ulama’, berkah (بركة) adalah bertambahnya kebaikan (زيادة الخير). Boleh saja seseorang menolak konsep keberkahan, akan tetapi, bagi yang meyakini adanya keberkahan, akan sangat mudah menemukan contoh-contohnya dalam kehidupan nyata.

Misalnya, tidakkah kita sering menemukan seorang yang ekonominya tergolong biasa-biasa saja tetapi merasa hatinya tentram? Sebaliknya, pernahkah kita menjumpai seseorang yang hidup mewah tetapi batinnya sengsara? Di sisi lain, betapa banyak kita saksikan mereka yang secara dzohir sudah kaya akan tetapi terus mengambil uang rakyat  (korupsi)?

Bisa jadi, mereka yang tidak mengucapkan dan menghayati makna basmalah lah yang tidak mendapatkan keberkahan dalam hidupnya. Maka dari itu, mari bersama-sama terus mencoba untuk menggapai kebahagian dan keberkahan hidup dengan basmalah. Ucapan Basmalah memang terkesan biasa, namun dampaknya luar biasa bila kita tahu makna yang terpendam di dalamnya.

Zaimul Asroor. M.A., Ustadz di Cariustadz.id