Pernahkah Anda merasa ragu berlebihan saat berwudu, bertanya-tanya apakah sudah sempurna, padahal Anda sudah melakukannya berulang kali? Atau, mungkin Anda cemas apakah pakaian Anda najis padahal tidak ada tanda-tanda kotoran? Bahkan yang lebih berat, apakah Anda kerap dihantui kekhawatiran tentang jatuhnya talak pada istri Anda, padahal Anda tidak pernah bermaksud demikian dan tidak ada ucapan jelas yang terucap? Jika ya, kemungkinan besar Anda sedang berhadapan dengan waswas, atau keraguan berlebihan yang kerap dibisikkan oleh setan.
Waswas bukanlah sekadar keraguan biasa. Ini adalah gangguan psikologis dan spiritual yang bertujuan membuat seorang Muslim merasa tidak tenang, cemas, dan akhirnya mempersulit dirinya dalam beribadah. Dalam Islam, waswas memiliki akar yang jelas: ia adalah bisikan dari syaitan yang ingin menjauhkan kita dari kemudahan dan ketenangan beragama. Rasulullah ﷺ telah mengingatkan kita tentang hal ini, dan Al-Quran sendiri banyak menyebut tentang godaan syaitan yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia.
Lalu, apa yang harus kita lakukan ketika bisikan waswas ini datang menghantui? Kuncinya adalah pemahaman yang benar dan sikap yang tegas.
Pondasi utama untuk melawan waswas adalah kaidah fikih yang populer: “Al-Yaqinu la yuzalu bi asy-syak” (Keyakinan tidak hilang dengan keraguan). Kaidah ini dapat ditemui di kitab al-wujuh wa an-nadzair karya Imam As-Suyuthi. Ini berarti, jika Anda sudah yakin akan suatu hal (misalnya, Anda yakin sudah berwudu atau yakin tidak mengucapkan talak), maka keraguan yang muncul kemudian tidak akan membatalkan keyakinan Anda tersebut.
Bayangkan begini: Anda baru saja berwudu dengan sempurna. Lalu tiba-tiba, sebuah bisikan muncul, “Apakah tadi sudah mencuci tangan dengan benar?” Jika Anda mengikuti bisikan itu, Anda akan terus mengulang-ulang. Namun, dengan kaidah ini, Anda berkata, “Aku sudah yakin berwudu, keraguan ini hanyalah bisikan. Wuduku sah.” Begitu pula dalam masalah talak. Jika Anda yakin tidak mengucapkan lafaz talak yang jelas, apalagi tidak berniat menceraikan, maka abaikan keraguan yang muncul. Rumah tangga Anda aman dari talak, sebab keraguan tidak dapat menjatuhkan talak.
Setelah memahami kaidah di atas, langkah paling krusial adalah mengabaikan sepenuhnya bisikan waswas tersebut. Saking pentingnya mengabaikan ini, Imam Ibnu Qayyim menulis buku khusus untuk membebaskan manusia dari was-was berjudul Ighaasah al-Lahfaan min Masoo-id asy-Syaitaan. Ini mungkin terasa sulit pada awalnya, sebab waswas memang dirancang untuk menarik perhatian dan membuat kita terpaku pada keraguan. Namun, ini adalah satu-satunya jalan untuk memutus siklus kecemasan.
Dalam hal kesucian:
Dalam hal talak:
Waswas adalah gangguan syaitan, dan untuk melawannya, kita harus berlindung kepada Sang Pencipta syaitan itu sendiri.
Pemahaman yang benar tentang Islam akan menjadi fondasi kuat. Pelajari kembali hukum-hukum thaharah dan talak dari sumber yang terpercaya. Anda akan menemukan bahwa Islam adalah agama yang mudah, tidak menyulitkan hamba-Nya. Sikap berlebihan (ghuluw) dalam beragama justru dilarang. Rasulullah ﷺ bersabda, “Celakalah orang-orang yang berlebihan (dalam beragama).” Waswas adalah bentuk ghuluw yang diciptakan oleh syaitan.
Jika Anda merasa waswas ini sudah sangat mengganggu dan tidak bisa diatasi sendiri, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ulama atau ahli agama yang terpercaya. Mereka dapat memberikan bimbingan spiritual dan nasihat yang spesifik sesuai kondisi Anda.
Mengatasi waswas adalah sebuah jihad, perjuangan melawan diri sendiri dan bisikan syaitan. Namun, dengan keyakinan kuat pada Allah, pemahaman yang benar tentang ajaran agama, dan konsistensi dalam mengabaikan keraguan, Anda akan menemukan kedamaian dan kemudahan dalam beribadah. Ingatlah, Allah menghendaki kemudahan bagi kita, bukan kesulitan.
Khoirul Muhtadin, M.Ag., Dosen STIQ Asy-Syifa dan Ustadz di Cariustadz
Tertarik mengundang Khoirul Muhtadin, M.Ag.? Silakan klik disini