Kekuatan Ayat Al-Qur’an di Balik Pertahanan Iran

Bulan Juni 2025 menjadi bulan ketidakpastian keamanan dunia karena pecahnya peperangan antara Israel dan Iran. Tentu, pertunjukan saling serang antar negara yang berjauhan ini dimulai oleh Israel dengan segala arogansinya. Iran pun segera melawan dengan kecanggihan rudal balistiknya yang sebagian mampu menembus pertahanan Israel. 

Meski diembargo puluhan tahun oleh Amerika dan sekutunya, kecanggihan teknologi pertahanan Iran dan rudal balistiknya memang diakui dunia. Namun, yang tak boleh terlupakan adalah nuansa spiritual yang diperlihatkan Iran selama perang berlangsung. Iran menunjukkan betapa para pejabatnya menjadikan agama sebagai pelecut semangat mereka menghadapi kezaliman Israel. 

Ada kesan kuat bahwa Iran menegaskan ayat al-Qur’an bukan hanya simbol, melainkan pegangan utama yang menginspirasi, menguatkan, melegitimasi setiap langkah mereka dalam membalas serangan Israel. Beberapa ayat al-Qur’an: QS. Al-Anfal:17, Al-Anfal: 60, An-Nashr: 1, Al-Fil: 4, dan Al-Baqarah: 216 menjadi fondasi narasi spiritual sekaligus strategi pertahanan nasional yang Iran miliki. Hal ini tidak jauh beda dengan semangat umat Islam di era Nabi dan Sahabat ketika menjadikan al-Qur’an sebagai semangat dalam meraih kemenangan.

Jika dicermati, terdapat beberapa video maupun foto yang beredar bagian rudal Iran yang bertuliskan potongan ayat suci al-Qur’an yang berbunyi: فَلَمْ تَقْتُلُوهُمْ وَلَكِنَّ اللّٰهَ قَتَلَهُمْ وَمَا رَمَيْتَ إِذْ رَمَيْتَ وَلَكِنَّ اللّٰهَ رَمٰى “maka (sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, melainkan Allah yang membunuh mereka, dan bukan engkau yang melempar ketikau engkau melempar, melainkan Allah yang melempar..“ QS. Al-Anfal: 17. Ayat ini diturunkan ketika terjadi perang Badar, tepatnya ketika umat Islam yang jumlahya sedikit mampu meraih kemenangan dan pertolongan Allah. 

Penamaan rudal-rudal seperti Sejjil atau Sijjil juga terinspirasi dari surat al-Fil ayat 4. Penulisan rudal balistik dengan ayat Al-Qur’an adalah bukti nyata bahwa setiap aksi militer didasarkan pada sebuah keyakinan mendalam terhadap pertolongan Allah. Ayat ini juga menjadi sumber kekuatas psikologis, moral, spiritual bagi rakyat dan militer Iran dalam menghadapi ancaman musuh, khususnya Israel.

Tidak hanya itu, surat Al-Anfal: 60 juga sering dikutip dalam dokumen resmi maupun pidato pemimpin Iran: وَأَعِدُّوا لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّـهِ وَعَدُوَّكُمْ. Ulama klasik seperti Al-Jassas dalam tafsirnya Ahkam al-Qur’an mengatakan, “Allah Yang Maha Kuasa memerintahkan para mukmin dalam ayat ini untuk mempersiapkan senjata dan kuda sebelum waktu pertempuran sebagai upaya menakut-nakuti musuh dan mempersiapkan pasukan kuda untuk berperang melawan orang-orang musyrik. Diriwayatkan bahwa maksud dari quwwah adalah memanah.”

Secara umum, penafsiran ayat di atas menegaskan bahwa umat Islam diminta untuk mempersiapkan seluruh potensi kekuatan (Rasyid Ridha, Al-Manar), baik teknologi, persenjataan, strategi (tidak hanya pasukan berkuda atau pemanah saja) guna menggetarkan musuh dan menjaga kedaulatan negara. Dalam konteks Iran, ayat ini dijadikan pembenaran teologis atas pengembangan teknologi militer, termasuk rudal balistik yang digunakan untuk membalas Israel. Kontekstualisasi ayat di atas sangat kentara sekali bagi Iran. 

Ayat berikutnya yang masih relevan adalah surat an-Nasr: 1. إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّـهِ وَالْفَتْحُ “apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan”. Ayat ini merupakan kabar gembira bagi Nabi dan umat Islam atas kemenangan besar, khususnya Fathu Makkah. Dalam konteks modern, ayat ini menjadi sumber optimisme dan motivasi bagi bangsa Iran bahwa pertolongan Allah akan selalu datang kepada mereka yang berjuang di jalan Allah. Iran sering mengutip ayat-ayat ini dalam pidato kemenangan atau peringatan hari besar nasional. Jadi, memang kemenangan bisa diraih hanya melalui pertolongan Allah semata.  

Ayat terakhir yang bisa kita bahas adalah surat Al-Baqarah: 216. …كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ “Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci…”   ayat ini mempertegas bahwa jihad dan membela diri adalah kewajiban, meski memang berat dan resikonya kehilangan nyawa. Namun demikian, ayat ini memang mampu menjauhkan umat Islam dari sifat putus asa dalam menghadapi ancaman dan tekanan dari luar. Ini yang sebenarnya sedang dirasakan oleh Iran. Iran seolah berjuang sendiri dalam menghadapi Israel namun mereka tetap tegak dan menunjukkan kewibawaannya. 

Penulisan ayat-ayat suci pada rudal milik Iran, rangkaian ayat-ayat yang digunakan untuk memompa semangat para pimpinan militer Iran, maupun postingan resmi kenegaraan Iran baik di X, instagram, dll. menjadi bukti bahwa ayat-ayat al-Qur’an menjadi kekuatan dan fondasi utama pertahanan Iran yang begitu mengagumkan. Ini juga menunjukkan bahwa spiritualitas dan iman sebuah bangsa bisa menjadi energi besar dalam menjaga kedaulatan dan martabat bangsa.

Zaimul Asroor. M.A., Dosen IAI Khozinatul Ulum Blora dan Ustadz di Cariustadz.id

Tertarik mengundang ustadz Zaimul Asroor. M.A.? Silahkan klik disini