Tanya: Saya pernah mendengar seorang mubaligh yang berfatwa, “‘Utsman bin ‘Affan mengatakan bahwa barang siapa yang melakukan kegiatan maulid Nabi Muhammad SAW, pahalanya seperti pahala jihad.”
Benarkah informasi yang diberikan oleh sang mubaligh ini kepada kami para audiens ketika itu? Kemudian, kapan sebenarnya perayaan maulid Nabi pertama kali diadakan dan siapa yang menggagasnya? Penjelasan Bapak sungguh sangat berarti bagi kami. Terima kasih atas perkenan Bapak.
Jawab:
Saya tidak pernah menemukan riwayat baik dari ‘Utsman bin Affan maupun dari sahabat lainnya yang menyatakan bahwa pahala memperingati maulid sama dengan pahala jihad. Bahkan kalaupun ada ditemukan dalam literatur, saya sangat meragukan kebenarannya. Hal ini dikarenakan antara lain, karena perayaan maulid tidak dikenal pada masa ‘Utsman ra., bahkan pada abad-abad pertama Hijriah. Perayaan maulid baru diperkenalkan oleh Dinasti Fathimiyin abad keempat Hijriah di Mesir dan lain-lain.
Ada yang berpendapat bahwa yang pertama melakukannya di Mushil Irak adalah Syaikh ‘Umar bin Muhammad al-Mala’. Kemudian ditiru oleh al-Malik al-Muzhaffar Abu Sa’id di kota Irbil, ketika itu dibacakan satu buku kisah Maulid Nabi SAW yang bernama “at-Tanwir fi Maulid al-Basyir an-Nadzir”.
Al-Malik al-Muzhaffar menghadiahkan kepada pengarang buku itu seribu dinar. Sejak itulah perayaan maulid dilakukan dengan memperdengarkan kisah perjuangan dan budi pekerti Nabi SAW, sambil memperbanyak sedekah dan menampakkan kegembiraan. Demikian, wallahu a’lam.
[M. Quraish Shihab, Dewan Pakar Pusat Studi al-Qur’an]