Hukum Berbuka Puasa dan Sahur Secara Berlebihan

Dalam agama Islam, prinsip kesederhanaan dan keseimbangan sangat ditekankan, termasuk dalam menjalankan ibadah puasa. Momen berbuka puasa dan sahur memiliki peran penting dalam ibadah Ramadan. Pelaksanaannya  juga harus dilakukan dengan bijak dan menghindari sikap berlebihan.

Dalam Al-Qur’an, khususnya Surat Al-A’raf ayat 31, secara tegas melarang umat Islam untuk berlebih-lebihan dalam hal makan dan minum.

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ

Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (Q.S. Al-A’raf:31). 

Dalam hal berbuka dan sahur, Nabi Muhammad SAW mengajarkan kita untuk tidak berlebihan, cukup dengan tiga sampai lima kurma, atau segelas air putih dan susu. Dengan meneladani beliau, kita memberikan kesempatan pada tubuh untuk istirahat dari kerja keras mencerna makanan selama puasa. Begitu juga ketika sahur, kita dianjurkan untuk makan dan minum secukupnya saja tanpa berlebihan. 

Selain itu, makan terlalu banyak ketika berbuka dan sahur bertentangan dengan tujuan puasa itu sendiri. Karena salah satu tujuan puasa agar kita dapat mengurangi makan. Sebagaimana yang dikatakan Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin bahwa makanan halal itu bisa berbahaya (bagi tubuh) hanya karena banyaknya, bukan disebabkan jenis makanan halal itu sendiri. 

Begitu juga dalam kitab Al-Shiyam, Syaikh Abdullah Sirajuddin Al-Husaini mengingatkan agar kita tidak makan terlalu kenyang dan israf saat berbuka dan sahur. 

“Selayakanya bagi orang yang berpuasa untuk tidak makan berlebihan dan mencampur (mengonsumsi) berbagai makanan ketika berbuka dan ketika makan sahur. Sebaliknya, dia selayaknya sedang-sedang saja dalam segala urusannya.”

Oleh karena itu, berbuka puasa seharusnya tidak digunakan sebagai ajang balas dendam karena seharian tidak diperbolehkan makan dan minum. Akan tetapi berbuka puasa mestinya meningkatkan rasa terima kasih kita pada Allah SWT.

Bahaya Makan Berlebihan

Makan-makanan secara berlebihan, apalagi saat sahur dan buka puasa, dapat membebani sistem pencernaan, menyebabkan ketidaknyamanan dan gangguan kesehatan jangka panjang. Lonjakan gula darah dan peningkatan kadar kolesterol akibat konsumsi makanan tinggi lemak serta gula berlebihan dapat memicu penyakit kronis. Kelelahan yang timbul akibat makan yang terlalu banyak, menyebabkan tubuh fokus untuk mencerna makanan, dan bukan untuk beraktifitas.

Berlaku bijak dalam memenuhi kebutuhan jasmani sangat perlu diperhatikan, salah satunya dengan tidak berlebihan saat berbuka puasa dan memberi asupan yang dibutuhkan tubuh.

Rasulullah SAW menyampaikan, ṣūmū taṣiḥḥu yang artinya berpuasalah niscaya kalian semua akan sehat. Dengan demikian maka buka puasa dan sahur dengan menu makanan yang berlebihan dihukumi makruh karena tidak sesuai dengan ajaran (sunnah) Nabi Muhammad SAW. Hukum ini bisa berubah menjadi haram jika berdampak mafsadah berupa merusak kesehatan tubuh, menyakiti hati kalangan ḍu`afā’, mengantarkan kepada perkara haram lainnya seperti mencuri demi bisa menikmati buka puasa dengan menu berlebih.

Imam Nawawi al-Bantani dalam kitab Fath al-Mu’in menyampaikan pandangannya mengenai konsumsi makan dan minum berlebih atau makan terlalu kekenyangan. Menurut Imam Nawawi, makan terlalu kenyang atau berlebihan merupakan perbuatan makruh. Bahkan sebagian ulama lain mengatakan haram.

Maka dari itu, berbuka puasa dan sahur seharusnya menjadi momen untuk mensyukuri nikmat Allah SWT, bukan untuk memuaskan hawa nafsu. Dengan menghindari sikap berlebihan, kita dapat menjaga kesehatan fisik dan spiritual, serta meraih keberkahan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Laily Nur Zakiya, S.Ag, M.Pd, Ustadzah di Cariustadz

Tertarik mengundang ustadzah Laily Nur Zakiya, S.Ag, M.Pd? Silakan klik disini