Profil Ustadz
Muhammad Ulinnuha menempuh pendidikan dasar dan menengah pertama di kampung halamannya, Solokuro Lamongan, melalui sebuah lembaga yang bernama Madrasah Miftahul Ulum. Sementara pendidikan menengah atas ditempuh di sebuah kampung pesisir tak jauh dari rumahnya, tepatnya di MAK PP. Tarbiyatut Tholabah, Kranji Paciran Lamongan. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah atas, M. Ulinnuha melanjutkan studinya di LIPIA Jakarta (2000-2002), sebelum akhirnya mendapatkan beasiswa studi S-1 ke Universitas Al-Azhar Kairo (20022006). Di negeri siribu menara inilah, Cak Ulin, demikian panggilan akrabnya, berhasil mereguk kearifan, keteladanan dan kedalaman ilmu para ulamanya dalam berbagai bidang ilmu, khususnya disiplin Tafsir dan ‘Ulumul Qur’an.
Kemudian, sepanjang 2006-2008, ia melanjutkan studi magister (S-2) di Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dengan konsenterasi yang sama. Tak puas dengan keilmuan yang diperoleh, tahun 2010 ia pun masuk program doktor (S3) dengan konsenterasi Tafsir Hadis di Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan berhasil menamatkannya pada 2015. Selain menjalani pendidikan formal, M. Ulinnuha juga banyak mengikuti pendidikan nonformal, seperti belajar ilmu-ilmu agama di Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Lamongan di bawah bimbingan langsung sang guru spiritual (alm.) KH. Moh. Baqir Adelan. Pada tahun 2010, ia juga mengikuti Pendidikan Kader Mufasir (PKM) V di Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) Jakarta dibawah asuhan Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA. dan dewan pakar lainnya.
Tahun 2011 mengikuti Academic Recharging Dosen PTAI se-Indonesia di Univ. Al-Azhar Kairo; pelatihan Pengelolaan Jurnal Terakreditasi yang diselenggarakan Diktis Kemenag RI; pelatihan Manajemen Perhakiman MTQ di IIQ Jakarta (2014-2015).
Saat ini, selain menjalankan amanat sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin & Dakwah Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, ia pun aktif mengajar di IIQ Jakarta, UNUSIA Jakarta, STIQ Al-Hikam Depok, Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) dan beberapa perguruan tinggi dan majelis ilmu lainnya. Selain mengajar, sebagai aktivitas utamanya, peraih Juara I dan Dewan Hakim Cabang Menulis Makalah Al-Qur’an (MMQ) MTQ Nasional ini juga aktif mengikuti seminar, baik nasional maupun internasional, baik sebagai peserta maupun pembicara. Di samping itu, ia juga banyak terlibat di berbagai organisasi, baik organisasi keilmuan di
lingkungan kampus, maupun organisasi sosial-religio kemasyarakatan, seperti di MUI dan NU. Tak hanya itu, Sekum Pengurus Pusat Jam’iyatul Qurra’ wal Huffazh (JQH) ini juga kerap meneliti, menulis artikel di berbagai media dan jurnal ilmiah, mengedit, menerjemahkan dan juga menulis buku.
Beberapa karya ilmiah yang sudah diterbitkan, di antaranya: Muhammad Education: Mengurai Strategi dan Metodologi Pendidikan Rasulullah Saw (Jurnal Qira’ah, IIQ Jakarta, 2009); Membaca Ayat-Ayat Wirausaha dalam Al-Qur’an (Jurnal Al-Fanar, IIQ Jakarta, 2009); Tafsir Esoterik: Penafsiran Kaum Elit yang Terlupakan (Jurnal SUHUF, Lajnah Pentashih Al-Qur’an Kemenag RI, 2010); Masa’il Khilafiyah dan Cara Menyikapinya (Jurnal Al-Mizan, IIQ Jakarta, 2010); Pendidikan Kedewasaan Beragama, (Jakarta: Al-Fatihah Press, 2009); Sekali Berkeluarga Selamanya Bahagia (editor) (Jakarta: Al-Ghazali Press, 2009); Metode Tahfizh CETAK: Cara Cepat Menghafal Al-Qur’an (Jakarta: IIQ Press, 2009); Bahasa Al-Qur’an: Dari Teosentris ke Antroposentris (Jurnal Al-Fanar, IIQ Jakarta, 2011); Hukuman Mati bagi Koruptor dalam Perspektif Al-Qur’an (Jurnal Al-Mizan, IIQ Jakarta, 2012); Bahasa Politik Al-Qur’an; Konsep dan Aktualisasinya dalam Sejarah (editor) (Jakarta: Azzamedia, 2012); Al-Dakhîl: Menggagas Sebuah Metodologi Kritik Tafsir (Jakarta: Diktis, 2011); Menghidupkan Kembali Ajaran Autentik Islam Indonesia (Jurnal Bimas Islam Kemenag RI, 2012), Rekonstruksi Metodologi Kritik Tafsir (Jakarta: Azzamedia, 2015), Metode Kritik ad-Dakhîl fi at-Tafsîr (Jakarta: Qaf, 2019), dan buku terbaru yang akan segera diterbitkan adalah Konsep Moderasi Beragama Perspektif Mufasir Indonesia Abad XIX-XXI.
