Home Ustadz Kami Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah)
Foto_Ustadz_Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah)_cariustadz.id

Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah)

Tafsir, Hadis, Sirah, Akhlak/Tasawuf


1 orang telah mengontak Ustadz
Telah 0 kali membalas pesan Ummat
Kota Asal: Yogyakarta

Profil Ustadz

Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih dikenal dengan Gus Miftah lahir di Lampung, 5 Agustus 1981. Ia merupakan seorang ulama, dai, dan pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di SlemanYogyakarta. Keturunan ke-9 Kiai Ageng Hasan Besari, pendiri Pesantren Tegalsari di Ponorogo, ini saat kuliah aktif di Pegerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sosoknya yang khas dikenal sebagai ulama muda Nahdlatul 'Ulama yang fokus berdakwah bagi kaum marjinal, baik melalui dakwah di dalam maupun di luar pesantren. 

Pada sekitar tahun 2000, Gus Miftah yang sering melaksanakan shalat tahajud di sebuah musala sekitar Sarkem, sebuah area lokalisasi yang ada di Yogyakarta, kemudian berniatan berdakwah. Saat itulah awal dakwah beliau ditemani Gunardi atau Gun Jack sosok yang menjadi penguasa kawasan pada saat itu.

Bermula dari kegiatan tersebut, kajian agama mulai rutin digelar oleh Gus Miftah. Meski awalnya mendapat banyak tantangan, akan tapi saat ini sejumlah pekerja dunia malam sudah menerima kehadirannya. Tidak jarang, ketika pengajian berlangsung sejumlah jemaah meneteskan air mata dan mulai merubah perilakunya secara perlahan.

Tak hanya berhenti di situ, perjalanan dakwah Gus Miftah kemudian berlanjut ke club malam dan juga salon plus-plus. Awalnya beliau masuk lantaran mendapati keluh kesah para pekerja dunia malam yang kesulitan mendapat akses kajian agama. Ketika hendak mengaji di luar, mereka mengaku menjadi bahan pergunjingan masyarakat. Sebaliknya di tempat mereka bekerja tidak ada kajian agama yang bisa didapatkan.

Setelah keluar masuk berdakwah dilingkungan malam, pada 2011, Gus Miftah mendirikan Pondok Pesantren Ora Aji di Tundan, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

Nama pondok yang diberikanpun berbeda dengan kebanyakan nama pesantren yang biasanya menggunakan bahasa Arab. Nama Ora Aji adalah bahasa Jawa yang berarti Tidak Berarti. Artinya, tak ada seorang pun yang berarti di mata Allah selain ketakwaan.